Dalam pola hidup pesantren yang yang terpenting bukanlah
pelajaran semata-mata, melainkan juga jiwanya. Pondok pesantren sangat memperhatiakan
pembinaan kepribadian melalui penanaman akhlak dalam tingkah laku. Bahkan
menurut Kafrawi (1987), sebagaimana dikutip oleh Moh.Khoiron, melalui proses
penanaman tata nilai Dan tata laku, pesantren berhasil mengidentifikasikan
eksistensinya sebagai lembaga yang bercirikan :
a. Adanya hubungan yang erat akrab antara murid dan santri.
b. Pola interaksi subordinatif. Para santri harus tunduk pada Kiai Dan menganggap bahwa menentang.
c. Pola hidup hemat dan sederhana Kiai selain tidak sopan juga menentang perintah agama.
d. Pola hidup mandiri.
e. Pola hidup suka menolong Dan hidup dalam suasana pergaulan Dan persaudaraan.
f. Pola hidup disiplin.
g. Pola hidup prihatin.
a. Adanya hubungan yang erat akrab antara murid dan santri.
b. Pola interaksi subordinatif. Para santri harus tunduk pada Kiai Dan menganggap bahwa menentang.
c. Pola hidup hemat dan sederhana Kiai selain tidak sopan juga menentang perintah agama.
d. Pola hidup mandiri.
e. Pola hidup suka menolong Dan hidup dalam suasana pergaulan Dan persaudaraan.
f. Pola hidup disiplin.
g. Pola hidup prihatin.
Pesantren merupakan tempat hidup bersama santri untuk
belajar sosialisasi dengan kehidupan orang lain, melatih kemandirian,
menumbuhkan sikap gotong royong dan kebersamaan meskipun bersal dari berbagi
daerah yang berbeda-beda. Kehidupan santri tercermin dalam delapan tujuan
pondok pesantren, sebagaimana dikemukakan oleh Ahmad Tafsir sebagai berikut.
(1) Mempunyai kebijaksanaan menurut ajaran Islam.
(2) Memiliki kebebasan yang terpimpin.
(3) Berkemauan mengatur diri sendiri.
(4) Memiliki rasa kebersamaan yang tinggi.
(5) Menghormati yang tua, guru dan para santri.
(6) Cinta kepada ilmu.
(7) Mandiri.
(8) Kesederhanaan.
(1) Mempunyai kebijaksanaan menurut ajaran Islam.
(2) Memiliki kebebasan yang terpimpin.
(3) Berkemauan mengatur diri sendiri.
(4) Memiliki rasa kebersamaan yang tinggi.
(5) Menghormati yang tua, guru dan para santri.
(6) Cinta kepada ilmu.
(7) Mandiri.
(8) Kesederhanaan.
Selaras dengan itu, Prof. Mukti Ali mengidentifikasikan
beberapa karakteristik yang menjadi ciri khas pola hidup pesantren adalah
sebagi berikut:
(1) Adanya hubungan yang akrab antar santri dan kiai, (2) tunduknya santri kepada kiai, (3) hidup hemat dan sederhana benar-benar dilakukan di epsantren, ( 4) semangat tolong menolong amat terasa di kalangan santri, (5) berjiwa persaudaraan sangat mewarnai pergaulan pesantren, (6) disiplin tinggi, (7) berani menderita untuk mencapai tujuan dan (8) kehidupan agama yang baik dapat diperoleh di pesantren.
(1) Adanya hubungan yang akrab antar santri dan kiai, (2) tunduknya santri kepada kiai, (3) hidup hemat dan sederhana benar-benar dilakukan di epsantren, ( 4) semangat tolong menolong amat terasa di kalangan santri, (5) berjiwa persaudaraan sangat mewarnai pergaulan pesantren, (6) disiplin tinggi, (7) berani menderita untuk mencapai tujuan dan (8) kehidupan agama yang baik dapat diperoleh di pesantren.
Demikianlah kehidupan santri yang sangat unik dengan segala
karakteristiknya, adanya keberanian, kebersamaan, gotong royong, tolong
menolong, disiplin tinggi dan sebagainya. Dengan ini diharapkan mampu menjadi
manusia yang tidak termakan oleh zaman, akan tetapi mampu merespons setiap
perkembangan zaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar